Minggu, 20 November 2011

KESADARAN AKAN JATI DIRI SEORANG GURU


KESADARAN AKAN JATI DIRI SEORANG GURU

            Kesadaran adalah sesuatu hal yang berhubungan dengan keinsyafan. Guru adalah seseorang atau sesuatu yang bisa memberikan  ilmu pengetahuan atau wawasan lebih kepada kita sehingga kita mampu mengetahui hal baru yang belum kita alami atau ketahui. Seperti para pepatah berkata “Guru adalah teladan bagi semua orang, dimanapun keberadaannya selalu menjadi sorotan masyarakat luas”.
           
Kita sebagai seorang guru kadang kalanya lupa bahwa kita adalah seorang guru yang patut untuk diteladani orang lain, baik dari sikap, perilaku, perkataan dan tata cara berpikir kita. Namun secara tidak sadar kita pernah bersikap layaknya bukan seorang guru, berperilaku layaknya seperti orang yang tidak pernah sekolah, berkata-kata yang tidak senonoh, bahkan tidak sedap didengar oleh telinga orang sekitarnya serta memberikan nasehat atau komentar layaknya anak kecil yang selalu membuat orang lain merasa geregetan.

            Seorang guru yang lupa akan jati dirinya sebagai seorang guru akan sulit diterima oleh masyarakat luas. Setiap hal yang kita lakukan baik di lingkungan sekolah, kelas ataupun di lingkungan masyarakat harus selalu diperhatikan dengan baik. Jangan sampai kita sebagai seorang guru salah langkah dalam melakukan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari baik dimata murid (peserta didik), teman guru, kepala sekolah, wali murid, tokoh masyarakat dan tetangga kita.

            Ada beberapa penyimpangan guru yang pernah muncul ke permukaan, diantaranya perselingkuhan, pemerkosaan, pencabulan, pencurian, pembunuhan dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun itu semua merupakan hal yang sering dilakukan oleh masyarakat pada umumnya. Oleh karena seorang guru itu merupakan seseorang yang “digugu lan ditiru” serta telah memiliki harkat dan martabat yang baik sejak awalnya, maka sedikit apapun hal yang jelek pasti di ungkap sangat buruk di mata masyarakat luas.
            Setiap kali pernah kita jumpai seorang guru yang mangkal di warung kopi, layaknya masyarakat biasa. Kita juga pernah melihat seorang guru yang berebut jatah sembako, layaknya seorang guru merasa kekurangan akan apa yang telah diterimanya. Memang sekarang ini seorang guru seperti tidak ada apa-apanya dibanding dengan guru saat dahulu kala. Pada saat dahulu, seorang guru selalu dihormati oleh murid akan tutur katanya yang sangat mulia. Namun sekarang seorang guru jangankan dihormati, didengarkanpun jarang dilakukan.
           
Pantaskah seorang guru lupa akan jati dirinya sebagai seorang guru ?

            Seorang guru merupakan jiwa yang tidak lepas dari jati dirinya yang selalu dipandang baik dimata orang lain atau kalangan umum. Guru selalu dihormati, disegani dan dijunjung tinggi oleh orang lain. Adapun jati diri seorang guru adalah sebagai berikut :
a.    Guru selalu mengajar murid-muridnya dengan baik dan benar penuh keikhlasan.
b.    Guru selalu bertutur kata dan bersikap yang sopan dan santun.
c.    Guru selalu mengutamakan bekerja daripada berbisnis.
d.    Guru selalu rajin beribadah.
e.    Guru selalu berbuat baik dan penuh dengan tujuan khusus dalam melangkah.
f.     Guru selalu dicontoh sikap dan prilakunya oleh murid-muridnya.
g.    Guru selalu memberikan hukuman yang bersifat mendidik kepada murid yang nakal.
h.    Guru selalu memakai pakaian yang pantas dan sedap dipandang mata.
i.      Guru selalu rajin belajar dan mencari ilmu.
j.      Guru selalu membimbing murid-muridnya dalam berbagai pengetahuan.
k.    Guru selalu mengerjakan dan mempersiapkan segala perangkat mengajarnya.
l.      Guru selalu disiplin dalam segala hal.
m.   Guru selalu memberikan inspirasi bagi semua orang.
n.    Guru selalu memperhatikan murid-muridnya yang kurang.
o.    Guru selalu memberi semangat muridnya yang memiliki prestasi, dll.

Sesungguhnya masih banyak lagi jati diri seorang guru yang harus dimiliki oleh setiap insan guru yang budiman. Dengan adanya jati diri pada seorang guru akan muncul kesadaran pada diri seorang guru bahwa dirinya adalah seorang guru yang tatkala dijadikan teladan bagi semua orang yang ada disekitarnya, baik dilingkungan sekolah, rumah, masyarakat umum dan kantor atau instansi.
Pantas atau tidaknya itu tergantung dari diri kita masing-masing. Karena seorang guru apabila lupa akan jati dirinya sebagai seorang guru, maka hal tersebut tidaklah pantas bagi kalangan guru.
Sering terjadi kepada segenap oknum guru, bahwa tidak semangat dalam mengajar atau lupa akan jati diri seorang guru dikarenakan ada beberapa faktor diantaranya :
1.    Gaji habis karena terlalu banyak potongan
2.    Perjalanan yang ditempuh terlalu jauh
3.    Tunjangannya selalu diulur-ulur
4.    Kesehatan kurang terjamin
5.    Media pembelajaran tidak ada (sekolah tidak memiliki dana)
6.    Kemampuan siswanya kurang
7.    Dukungan wali murid kurang memadai
8.    Pimpinan tidak pernah menegur
9.    Tidak pernah diadakan pengawasan oleh pengawas
10.  Kegiatan lain yang lebih menguntungkan (bisnis)
11.  Tidak ada nasehat dan dukungan dari guru senior
12.  Melihat guru senior bersikap tidak lebih baik
13.  Tuntutan dinas terlalu tinggi (terlalu banyak tuntutan)
14.  Kurang adanya respon dari pemerintah
15.  Pengangkatan guru baru yang tidak potensi
16.  Sering kali peraturan berubah cepat (berganti-ganti)
17.  Terlalu rumitnya birokrasi kedinasan
18.  Kesejahteraan kurang
19.  Memiliki banyak masalah (problem) baik dirumah maupun pada dinasnya
20.  Faktor alam (hujan, banjir, longsor, jalan rusak berat, dll)

Dan masih banyak lagi faktor-faktor yang membuat seorang guru lupa akan jati dirinya sebagai seorang guru. Apabila dari faktor-faktor di atas telah terlampaui, kemungkinan besar guru akan selalu ingat akan jati dirinya sebagai seorang guru.

Namun itu semua tergantung pada diri pribadi guru masing-masing, karena seorang guru apabila mengajar dengan ikhlas pasti hasilnya akan lebih baik dari yang diharapkan. Yang terpenting adalah sudahkan para guru sadar akan jati dirinya sebagai seorang guru yang baik?”.

Bagi semua guru yang merasa dirinya benar-benar seorang guru, maka munculkanlah jati diri seorang guru yang baik mulai dari sekarang. Bagi guru yang sudah baik, maka sadarkan rekan guru kita yang belum melalukan jati diri sebagai seorang guru yang baik.
            Semoga bermanfaat bagi kalangan guru. Terima kasih. (Krisna)